Barusan saya dapat link artikel di facebook tentang kemunculan Tukang
Tambal Ban berparas cantik yang kini sedang heboh di sosial media.
Berita tentang Si Tukang tambal ban cantik ini menuai banyak tanggapan.
Kebanyakan memuji dan kagum pada si Tukang tambal ban cantik ini.
Kenapa si tukang tambal ban ini bisa menghebohkan khalayak? tentu
karena dua hal. Pertama karena ia tukang tambal ban, kedua, karena ia
cantik. Ada ribuan tukang tambal ban di pelosok negeri ini, pun ada
jutaan wanita yang punya paras cantik. Namun wanita cantik yang
profesinya tukang tambal ban, jumlahnya tentu sangat sedikit.
Kita pernah dibuat heboh dengan kemunculan Sabina, atlet Voli yang punya
wajah cantik imut dan sangat menggoda imron. Kenapa sosok Sabina bisa
membuat heboh? Analisis bodho saya lagi-lagi mengatakan, ia bisa membuat
heboh khalayak karena ia muncul dengan persona yang keluar pakem. Tak
banyak atlet voli wanita yang punya perpaduan wajah cantik imut plus
dengan tubuh yang proporsional menggoda. Maka ketika ia datang dengan
membawa semua itu, kehebohan hanya tinggal menunggu waktu.
Sedikit mundur ke belakang. Kita juga pernah dibuat heboh dengan
kemunculan seorang Briptu Eka. analisis saya masih sama, ia membuat
khalayak heboh karena ia bisa muncul dengan persona yang keluar pakem.
Tak banyak polisi wanita yang punya wajah cantik yang jika setiap pria
memandangnya pasti berasa ingin menafkahi. Jujur, kebanyakan polisi
wanita yang pernah saya lihat hampir tak ada yang secantik Briptu Eka.
Ada sih yang cantik, namun itu sedikit. Maka ketika Briptu Eka muncul,
lagi-lagi kehebohan pun tak terhindarkan.
Hal yang sama pun
berlaku untuk kemunculan Nurul Habibah si Satpol PP cantik yang sempat
meramaikan pemberitaan di berbagai media beberapa waktu yang lalu.
Maklumi saja, Karena masyarakat kita memang masyarakat yang masih gumunan, terutama oleh kecantikan.
Tapi rasanya tak adil kalau saya hanya menuliskan tentang kecantikan
semata, karena nyatanya, deretan wanita-wanita di atas tak melulu heboh
karena murni mendobrak pakem dengan kecantikan. Ada Satu lagi unsur yang
tak kalah penting, yaitu pemberitaan.
Tentu kita tahu dengan
berita heboh Theresia Mariana si Pramugari cantik di pesawat
kepresidenan Indonesia. Sosoknya menjadi heboh bukan karena ia mendobrak
pakem dengan kecantikannya. Namun karena pemberitaan kecantikannya. Dia
tidak mendobrak pakem. Lah, apanya yang didobrak, ia justru sejalan
dengan pakem. Yang namanya pramugari itu ya memang lumrahnya harus
cantik, sepanjang saya naik pesawat, belum pernah saya menemui pramugari
yang tidak cantik, semuanya cantik, minimal menyelerakan. Jadi
seharusnya kalau ada pramugari berwajah cantik, itu sudah biasa, sudah
suratannya begitu. Justru kalau ada pramugari yang berwajah jelek, item,
bintitan pula, maka dialah yang seharusnya layak masuk pemberitaan.
Jadi jelas, cantik dan anti mainstream pun belum cukup, masih perlu
satu hal lagi yang bisa memunculkan popularitas: Pemberitaan.
Maka, saran saya untuk para wanita cantik yang ingin terkenal dengan
instan, mulai sekarang, berhentilah mengikuti kontes-kontes kecantikan
atau membuat skandal dengan aneka video dan foto panas hanya demi meraih
popularitas. Karena ada satu cara yang lebih tokcer dan oke punya untuk
mengdongkrak popularitas lewat kecantikan anda: Cobalah jualan
arem-arem di terminal, lalu bayar wartawan media online abal-abal untuk
membuat tulisan tentang anda. Suruh si wartawan untuk membuat judul yang
fantastis.
"PENJUAL AREM-AREM CANTIK, ISI HATINYA SUSAH DITEBAK, SESUSAH MENEBAK ISI AREM-AREM YANG DIJUALNYA"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar