Teori Stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen
yang menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan
kaidah berjenjang dimana norma hukum yang paling rendah harus
berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi, dan kaidah hukum yang
tertinggi (seperti konstitusi) harus berpegangan pada norma hukum yang
paling mendasar (grundnorm).
Menurut Kelsen norma hukum yang paling dasar (grundnorm) bentuknya tidak kongkrit (abstrak)
Contoh norma hukum paling dasar abstrak adalah Pancasila
Baca selanjutnya di
http://adf.ly/thEOl
Senin, 03 November 2014
Sabtu, 01 November 2014
Siapakah Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia
2014-2019
Jusuf
Kalla lahir di Watampone, 15 Mei 1942 merupakan anak kedua dari 17 bersaudara.
Semasa muda, Kalla banyak menghabiskan waktu untuk berorganisasi kepemudaan.
Pengalaman berkecimpung dengan organisasi berhasil mengantarkan Kalla untuk
menjadi orang kedua di Indonesia pada tahun 2004-2009.
Awal
nama Kalla dikenal pada tahun 1968, saat dirinya menjadi CEO NV Hadji Kalla. Di
bawah kepemimpinan Kalla, perusahaan NV Hadji Kalla berkembang kian pesat. Dari
semula hanya sekedar bisnis ekspor-impor menjadi meluas ke bidang perhotelan,
konstruksi penjualan kendaraan, kelapa sawit, perkapalan, real estate,
transportasi, peternakan udang, dan telekomunikasi.
Karir
politiknya bermula saat dirinya menjabat sebagai ketua Pelajar Islam Indonesia
(PII) cabang Sulawesi Selatan pada tahun 1960-1964. Berlanjut menjadi ketua HMI
cabang Makassar pada tahun 1965-1966. Tak puas sampai di sana, pada tahun
1967-1969 Kalla menjadi ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanudin dilanjutkan
sebagai ketua Dewan Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada
tahun 1967-1969.
Pada
tahun 1965, setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber
Golkar), Kalla terpilih menjadi ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan
Tenggara (1965-1968). Di tahun yang sama, saat Kalla tengah menyelesaikan tugas
akhir, dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan periode
1965-1968. Karir politik Kalla seketika melesat saat dirinya terpilih menjadi
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1982-1987 mewakili
Golkar dan pada tahun 1997-1999 mewakili daerah.
Sebelum
terpilih menjadi ketua umum partai Golkar pada tahun 2004, Kalla sempat
terpilih menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI di masa pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid selama enam bulan (1999-2000). Pada masa
kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kalla kembali diangkat menjadi
menteri. Kali ini sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (Menko
Kesra), di tengah jalan Kalla mengundurkan diri karena berniat maju mencalonkan
diri sebagai Wakil Presiden mendampingi calon presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.
Kemenangan
telak membuat pasangan SBY-JK melenggang menuju istana negara untuk disahkan
sebagai presiden dan wakil presiden periode 2004-2009. Dengan terpilihnya
presiden dan wakil presiden baru tersebut merupakan pasangan hasil pemilihan
pertama langsung dari rakyat Indonesia.
Selepas
jabatan sebagai wakil presiden pada tahun 2009, suami dari Mufidah Jusuf dan
ayah dari lima orang anak serta sembilan cucu ini menjabat sebagai ketua Palang
Merah Indonesia periode 2009-2014.
Pada
bulan September 2011, Kalla mendapatkan gelar Doctoral Causa keempatnya dari
Universitas Hasanudin Makasar bidang perekonomian dan politik. Saat ditanya
komentarnya, dirinya berpesan bahwa, jangan pernah memberikan jualan politik
yang berisi janji-janji, tetapi bagaimana masyarakat adil dan sejahtera
terwujud. Pemimpin yang membina kemakmuran tanpa pemerataan adalah masalah
besar. Keadilan boleh susah, tetapi harus susah bersama. Maju dan sejahtera pun
harus bersama.
Selain itu, pada Desember 2011 Kalla
berhasil mendapatkan penghargaan BudAi (Budaya Akademik Islami) dari
Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan Penghargaan Tokoh Perdamaian dalam
Forum Pemuda Dunia untuk Perdamaian di Maluku, Ambon, 2011.
Penghargaan
lain diberikan kepada Kalla yakni penghargaan Dwidjosowojo Award dari Asuransi
Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 pada bulan Januari 2012 dan penghargaan The
Most Inspiring Person pada bulan dan tahun yang sama disematkan atas prestasi
yang telah diukir. Penghargaan tersebut diberikan oleh Men’s Obsession, majalah
prestasi dan gaya hidup.
Kini, di tengah kesibukannya sebagai
ketua umum Palang Merah Indonesia, Kalla masih menyempatkan waktu untuk bermain
dengan cucu-cucu kesayangannya. Dia juga terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan
Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam Muktamar VI DMI untuk periode
2012-2017.
Pada tanggal 19 Mei 2014, Kalla
resmi menjadi pendamping Jokowi dan maju sebagai calon wakil presiden Indonesia
periode 2014-2019.
Langganan:
Postingan (Atom)