PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 2014-2019?
Joko Widodo lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 21 Juni 1961. Ia adalah anak sulung pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo dan merupakan satu-satunya anak lelaki dari 4 bersaudara. Jokowi beristrikan Iriana dan dikaruniai 3 anak yaitu Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
Dalam
biografi Joko Widodo dikatakan jika menempuh pendidikan dasar hingga menengah
di kota Solo. Dan setelah itu pada pendidikan tinggi, Jokowi memilih untuk
belajar di UGM. Pada saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi memang tidak
ada prestasi yang menonjol yang dilakukan oleh Jokowi. Setelah selesai kuliah,
pria ini memilih untuk bekerja pada sebuah perusahaan. Akan tetapi dia tidak
bertahan lama dan memilih untuk meneruskan usaha mebel yang dimiliki oleh
keluarga. Dalam waktu yang cepat, usaha mebelnya menjadi sukses.
Nama
Joko Widodo mulai menjadi sorotan ketika terpilih menjadi Walikota Surakarta.
Awalnya publik menyangsikan kemampuan pengusaha mebel ini untuk memimpin dan
mengembangkan kota Surakarta, namun beberapa perubahan penting yang dibuat
untuk membangun Surakarta di tahun pertama kepemimpinannya menepis keraguan
ini.
Diawali dengan branding, di bawah
kepemimpinan Jokowi kota Surakarta atau yang sering disebut dengan Solo punya
slogan ‘Solo: The Spirit of Java’ yang mendasari semangat warga Solo untuk
mengembangkan kotanya. Ini bukan sekedar branding, sejak tahun 2006 lalu kota
Surakarta telah menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia. Dengan
keanggotaan tersebut, di tahun berikutnya (2007) Solo menjadi tempat Festival
Musik Dunia (FMD) yang diadakan di Benteng Vastenburg. Penyelenggaraan event
ini membawa misi penyelamatan situs bersejarah karena benteng tersebut terancam
akan digusur untuk kepentingan bisnis. Bahkan tahun 2008, Solo menjadi tuan
rumah penyelenggara konferensi Organisasi Kota-kota Warisan Dunia ini.
Proses
relokasi pedagang barang bekas yang biasanya selalu diwarnai dengan penolakan
dan protes bisa dilakukan Jokowi dengan baik karena komunikasi yang langsung
dan jelas dijalin dengan masyarakat. Salah satu bentuk komunikasi tersebut
adalah melalui saluran televisi lokal di mana masyarakat bisa langsung
berinteraksi dengan walikotanya. Masalah lahan hijau juga menjadi perhatian
Jokowi, relokasi pedagang barang bekas tersebut juga dilakukan dalam rangka
revitalisasi lahan hijau di kota Solo.
Langkah besar lain yang diambil oleh
Jokowi adalah menetapkan persyaratan bagi para investor untuk memperhatikan kepentingan
publik dan tidak segan untuk menolak mereka jika tidak bisa mengikuti peraturan
yang ada dalam kepemimpinan Jokowi. Nama Surakarta kembali menjadi perbincangan
ketika para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo ini berhasil merakit
mobil yang diberi nama Esemka. Jokowi sangat mendukung hasil yang membanggakan
ini dengan ikut mengendarai mobil Esemka tersebut.
Jokowi
menjadi walikota Kota Surakarta (Solo) untuk 2 kali masa bakti 2005-2015. Wakil
walikotanya adalah F.X. Hadi Rudyatmo.
Jokowi
kemudian mencalonkan diri di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 bersama
dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai wakilnya. Setelah melalui
pemilihan 2 putaran pasangan Jokowi-Basuki berhasil menjadi Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta mulai dari 15 Oktober 2012.
Jokowi
sebagai Gubernur DKI Jakarta berhasil mendapatkan dukungan dari masyarakat yang
bernama “Relawan Jokowi” dimana kelompok masyarakat tersebut mendukung Jokowi
untuk mencalonkan diri menjadi Presiden RI pada Pemilu 2014. Jokowi maju
sebagai capres yang diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh Partai
Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta Partai Hanura.